Saturday, January 26, 2019

Budaya Parsipatif (Participatory Culture)


Budaya partisipatif (Participatory culture) merupakan budaya dimana individu pribadi (publik) tidak bertindak sebagai konsumen saja, tetapi juga sebagai kontributor atau produsen ( prosumers ). Misalnya dalam sebuah Forum kita tidak hanya menjadi konsumen untuk mendapatkan informasi namun juga kita bisa menjadi produsen yang memberikan informasi. Dalam hal ini istilahnya kita tidak hanya menggurui tapi juga berguru karena tidak ada orang yang benar-benar ahli hanya ada orang yang sedikit lebih memiliki skill/informasi daripada orang lain untuk memberikan informasinya. Adapun bagian-bagian dari Budaya partisipatif (Participatory culture) :
  • Mobilitas (Mobility) yaitu mudahnya pengaksesan informasi dengan berbagai macam gadget.
  • Interaktivitas (Interactivity) yaitu fitur-fitur yang membuat kita lebih interaktiv dalam menggunakan gadget.
  • Identitas (identity) yaitu berupa nama, foto, hoby, dan lain sebagainya dalam social media.


Dampak negative media convergence
  • Penurunan industri media cetak. Dengan adanya media online yang aksesnya lebih mudah, media cetak seperti koran atau majalah mulai ditinggalkan pelanggannya. Kehilangan pekerjaan. Merujuk pada poin pertama, penurunan industri media cetak dapat berdampak pada hilangnya pekerjaan orang orang di media cetak.
  •  Ketergantungan pada teknologi digital. Adanya konvergensi media juga mengubah gaya hidup masyarakat menjadi semakin bergantung pada gadget. Mudahnya akses informasi berpeluang menjadikan pengguan semakin malas.


Konsep the digital divide

Konsep kesenjagan digital (digital dividepertama kali diperkenalkan dalam laporan The National Telecommunication and Information Administration (NTIA).
Kesenjangan digital adalah sebuah keadaaan di mana akses terhadap koneksi internet dan semua layanan yang tersedia melalu internet tidak merata. 

Kesenjangan digital, sebagaimana ditambahkan Steyn & Johnson (2011), tidak hanya berhubungan dengan akses fisik.
Kesenjangan digital juga berhubungan dengan kesenjangan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, gender, etnisitas, geografis,dan demografis.

´Persoalan kesenjangan ini terus mengiringi perkembangan teknologi informasi. Terlebih bagi negara dunia ketiga, persoalan ini adalahmomok bagi pembangunan. 
Bahkan di negara maju sekali pun, dengan masyarakat yang sadar terhadap teknologi digital, hambatan dalam akses TIK masih saja terjadi,

Penyebab Terjadinya Kesenjangan Digital

4.Kurangnya pemanfaatan akan internet itu sendiri

1.Infrastruktur
Infrastruktur merupakan sebuah fasilitas pendukung, seperti infrastruktur listrik, internet, komputer dan lain.

Contoh gampang mengenai kesenjangan infrastruktur ini, orang yang punya akses ke komputer bisa bekerja dengan cepat.
Ia bisa menulis lebih cepat ketimbang mereka yang masih menggunakan mesin ketik manual.
Contoh yang lain, orang yang mempunyai akses ke komputer dan ke Internet, otomatis mempunyai wawasan yang lebih luas
ketimbang mereka yang sama sekali tidak punya akses ke informasi di Internet yang serba luas.

2. Kekurangan Skill (SDM)
Sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam dunia ilmu teknologi dan informasi karena SDM ini menentukan biasa tidaknya seorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi.

3. Kekurangan Isi / Materi (Content)
Content berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya seorang dapat mengerti mengakses Internet, di Indonesia terutama kota-kota tingkat pendidikan sudah lebih tinggi. 
Jadi, sedikit banyak sudah mengerti bahasa Inggris. Sedangkan yang di desa, sepertipetani-petani, mereka masih sangat kurang dalam menggunakan bahasa asing (Inggris).

Solusi mengurangi kesenjangan digital
1. Langkah yang terbaik untuk mengurangi kesejangan digital adalah menyiapkan masyarakat untuk bisa menangani, menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi yang tersedia. Penyiapan kondisi psikologis bagi masyarakat untuk menerima, menilai, memutuskan dan memilih informasi bagi diri mereka sendiri akan lebih efektif dan mendewasakan masyarakat untuk bisa mengelola informasi dengan baik. Dengan kemajuan teknologi informasi seseorang atau masyarakat akan mendapat kemudahan akses untuk menggunakan dan memperoleh informasi. Misalnya dengan mengadakan penyuluhan kesekolah-sekolah tentang penggunaan Internet.

2. Pembangunan fasilitas telekomunikasi antara kota dan desa, sehingga setiap masyarakat yang ingin mengakses informasi dapat tercapai dengan tersedianya fasilitas telekomunikasi yang memadai. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam mengurangi digital divide. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa.